Kajian al-Hikam (42) : Keluar dari Sifat Basyariyyah (Kemanusiaan)
NU Bogor -
اُخْرُجْ من اَوْصافِ بَشاَرِيَّتِكَ عن كلِ وَصْفٍ مُنَا قِضٍ لِعُبُودِيَّتِكَ لِتَكُونَ لِنِدَاءِ الحَقِّ مُجِيبًا ومنْ حَضـْرَتِهِ قـَريْباً
"Keluarlah dirimu dari sifat-sifat kemanusianmu yang dapat merusak ibadah-mu, supaya dirimu dapat memenuhi panggilan Allah dan merasa dekat di hadapan-Nya."
Maqalah di atas mengingatkan kita supaya kita melepas baju-baju kemanusian yang penuh noda dan dosa baik dosa yang bersifat lahiriyah maupun dosa batiniyah. Membersihkan dosa lahiriyah lebih mudah dibandingkan dosa batiniyah. Dosa lahiriyah dapat dijauhi dengan meninggalkan semua bentuk maksiat, tapi dosa batiniyah sangat melekat dengan diri kita, seperti riya' (pamer ibadah), hasud (iri dengki), hiqd (dendam), ghadab (marah), 'ujub (heran thdp diri sendiri), takabur (sombong), ghibah (membicarakan aib org), namimah (mengadu domba org lain), khusumah (bermusuh2an), sum'ah (ingin diketahui orang lain), syuhrah (mengejar popularitas) dan lain sebagainya. Penyakit batiniyah tersebut sangat melekat dengan sifat-sifat kemanusiaan yang dapat menyebabkan rusaknya amal ibadah kita sehingga sifat-sifat kemanusian tersebut harus ditanggalkan. Jika sudah mampu menanggalkan sifat-sifat basyariyah yang buruk tersebut niscaya akan mudah untuk menjemput panggilan Allah dan dapat lebih mudah mendekatkan diri kehadhirat-Nya tanpa sehelai hijab.
Mudah-mudahan Allah membimbing kita dapat menjauhi dan meninggalkan segala maksiat baik maksiat lahiriyah maupun batiniyah supaya kita terbebas dari belenggu nafsu-nafsu tercela sehingga dapat bergegas mendekatkan diri kepada Allah.
Kajian al-Hikam 42
Keluar dari Sifat Basyariyyah (Kemanusiaan)
Keluar dari Sifat Basyariyyah (Kemanusiaan)
اُخْرُجْ من اَوْصافِ بَشاَرِيَّتِكَ عن كلِ وَصْفٍ مُنَا قِضٍ لِعُبُودِيَّتِكَ لِتَكُونَ لِنِدَاءِ الحَقِّ مُجِيبًا ومنْ حَضـْرَتِهِ قـَريْباً
"Keluarlah dirimu dari sifat-sifat kemanusianmu yang dapat merusak ibadah-mu, supaya dirimu dapat memenuhi panggilan Allah dan merasa dekat di hadapan-Nya."
Maqalah di atas mengingatkan kita supaya kita melepas baju-baju kemanusian yang penuh noda dan dosa baik dosa yang bersifat lahiriyah maupun dosa batiniyah. Membersihkan dosa lahiriyah lebih mudah dibandingkan dosa batiniyah. Dosa lahiriyah dapat dijauhi dengan meninggalkan semua bentuk maksiat, tapi dosa batiniyah sangat melekat dengan diri kita, seperti riya' (pamer ibadah), hasud (iri dengki), hiqd (dendam), ghadab (marah), 'ujub (heran thdp diri sendiri), takabur (sombong), ghibah (membicarakan aib org), namimah (mengadu domba org lain), khusumah (bermusuh2an), sum'ah (ingin diketahui orang lain), syuhrah (mengejar popularitas) dan lain sebagainya. Penyakit batiniyah tersebut sangat melekat dengan sifat-sifat kemanusiaan yang dapat menyebabkan rusaknya amal ibadah kita sehingga sifat-sifat kemanusian tersebut harus ditanggalkan. Jika sudah mampu menanggalkan sifat-sifat basyariyah yang buruk tersebut niscaya akan mudah untuk menjemput panggilan Allah dan dapat lebih mudah mendekatkan diri kehadhirat-Nya tanpa sehelai hijab.
Mudah-mudahan Allah membimbing kita dapat menjauhi dan meninggalkan segala maksiat baik maksiat lahiriyah maupun batiniyah supaya kita terbebas dari belenggu nafsu-nafsu tercela sehingga dapat bergegas mendekatkan diri kepada Allah.
Dr. KH. Ali M. Abdillah MA
al-Rabbani, Nagrak Gunung Putri Bogor
Kajian al-Hikam (42) : Keluar dari Sifat Basyariyyah (Kemanusiaan)
Reviewed by Global Network
on
September 27, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: