Kajian al-Hikam (46) : Allah itu Nyata
Dr. KH. Ali M Abdillah, MA |
Kajian al-Hikam (46)
Allah itu Nyata
كاَنَ اللهُ وَلاَشىءَ مَعَهُ وَهُوَ الاَنَ علىَ ماَكاَنَ عليهِ
"Allah telah ada (sebelum adanya makhluk) dan tiada ada sesuatu yang beserta-Nya, dan saat ini Dia ada sebagaimana ada-Nya semula."
Maqalah di atas menjelaskan bahwa Allah bersifat qadim artinya Allah sudah ada sebelum alam semesta diciptakan, bahkan Allah berkehendak dengan dzat sendiri tanpa ada sesuatu yang menyertai-Nya. Dalam martabat qadim ada tiga tingkatan yaitu ahadiyah, wahdah dan wahidiyah. Tiga martabat qadim tersebut diawali dari adanya dhat Allah, lalu dhat dan sifat Allah hingga nyata dhat, sifat dan asma' Allah. Penjelasan martabat qadim merupakan materi berat yang tidak mudah dipahami orang awam.
Selanjutnya, nyata wujud hudus yaitu wujud baru dimulai dari alam arwah yaitu awal mula diciptakan ruh, lalu diciptakan alam mitsal yaitu alam metafisik seperti surga, neraka, arsy, kemudian diciptakan alam ajsam yaitu alam fisik yang wujudnya nyata seperti wujud alam semesta. Bagi manusia yang mampu memperdayakan potensi ruhaniahny maka mampu mengalami dan merasakan pengalaman spiritual hingga mencapai puncaknya yaitu liqaullah (perjumpaan dengan Allah). Mereka yg telah mencapai derajat ruhani tersebut disebut insan kamil yaitu manusia paripurna baik secara jasmani maupun ruhani.
Jadi kenyataan wujud Allah dalam alam hudus nyata sebagaimana sebelumnya. Maka bagi orang-orang ahli hakikat telah menyakini bahwa laa-maujuuda illa-llaah yaitu tidak ada sesuatu yang wujud (di alam semesta) kecuali wujud al-Haqq.
Semoga Allah membukakan tirai-tirai yang menghijabi pandanga kita dalam memandang wujudullah.
Dr. KH. Ali M. Abdillah, MA
Pengasuh al-Rabbani Islamic College
Gunungputri Bogor
Kajian al-Hikam (46) : Allah itu Nyata
Reviewed by Global Network
on
Oktober 05, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: