Mahasiswa dan Organisasi
NU Bogor - Oleh : Muhammad Ridwan /Ketua PK PMII STAI Al Azhary Cianjur
Universitas merupakan tempat arena pembelajaran bagi siswa/i yang mempunyai minat untuk melanjutkan pendidikannya di jenjang yang lebih tinggi.
Hal ini berdampak pada perkembangan pola fikir siswa/i yang seiring dengan berjalannya waktu mencoba untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman dan pendidikan setelah 12 tahun merasakan pembelajaran secara formal di SD, SMP dan SMA.
Tidak dapat di pungkiri bahwa dengan berkembangnya pola fikir ini, siswa/i harus mampu mengembangkan juga kapasitas skill mereka sehingga dengan sendirinya siswa/i tersebut mampu menjadi seorang peserta didik yang berkualitas dalam bidang nya tertentu.
Hal ini menjadi rujukan utama ketika siswa/i itu masuk pada ranah kampus, karena di pungkiri ataupun tidak ruang belajar di kampus sebetulnya kalau di pandang secara substansi lebih sempit dari sistem pembelajaran yang ada di SD, SMP atau SMA.
Hal ini di buktikan dengan metode-metode yang di pakai oleh dosen-dosen tertentu yang cenderung memakai metode student center tanpa adanya ruang diskusi ataupun apersepsi sebagai timbal balik dalam proses belajar mengajar dalam sebuah perkuliahan.
Kalaupun ada itu hanya sebatas meleburkan kewajiban sebagai pembeda mana dosen dan mana mahasiswa. Karena diakui ataupun tidak masih banyak mahasiswa yang secara gamblang menyatakan bahwa mereka kurang mengerti dengan apa yang mereka pelajari.
Hal ini harus diatasi karena jikalau sistem pembelajaran yang seperti ini dijadikan rujukan maka hanya akan melahirkan mahasiswa/i yang cenderung malas serta enggan untuk berkembang.
Kita sebagai kaum intelektual seyogyanya harus menjungjung tinggi nilai-nilai yang di muat dalam TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI sehingga orientasi pendidikan mahasiswa/i di kampus ini lebih terarahkan pada jalan atau misi yang sudah di rencanakan sejak awal sehingga apa yang menjadi tujuan akan tercapai dengan proses yang mereka jalani sendiri.
Kehidupan menjadi seorang mahasiswa tidak akan terlepas dari kehidupan organisasi di kampus. Karena sebagai wadah yang sejatinya mewadahi seluruh aspirasi mahasiswa seharusnya organisasi harus di berikan ruang untuk sama-sama membantu keberjalanan proses dia sebagai mahasiswa.
Tapi sayang nya karena memang mungkin ada sebuah kepentingan yang membelenggu gerakan-gerakan taktis mahasiswa di kampus sehingga mahasiswa tidak mampu meng eksplore secara total potensi yang mereka miliki, itu telah menghambat proses dialektis yang memang selalu melekat dalam kajian antropologi kampus.
Padahal kalau di kaji secara objektif bahwa keberadaan organisasi di dalam maupun di luar kampus adalah sebagai mitra kerja atau pun partner agar apa yang di harapkan oleh pihak mahasiswa dan lembaga itu akan tercapai.
Namun sayang nya ada beberapa aturan yang sscara total menghambat keberjalanan organisasi. Salah satu nya dengan banyak nya kebijakan-kebijakan yang bersifat otoriter dan sangat begitu mendiskriminatif mahasiswa itu sendiri.
Sebagai diskursus, hal ini perlu di perhatikan bersama-sama bahwa penting nya organisasi sebagai ruang berekspresi kita sebagai mahasiswa harus menjadi totalitas disamping perkuliahan sebagai hal yg di prioritaskan oleh kita selaku mahasiswa.
Ini hanya analisis yang bersifat subjektif saja
Adapun kebenaran hanya milik para kapitalisme pendidikan semata.
Didiklah rakyat dengan organisasi dan Didiklah penguasa dengan perlawanan ~ Pramoedya Ananta Toer
Mahasiswa dan Organisasi
Reviewed by Global Network
on
Oktober 18, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: