Kajian al-Hikam (93) : Bahaya Sikap Sombong dalam Ibadah
NU Bogor -
Kajian al-Hikam 93
Bahaya Sikap Sombong dalam Ibadah
رُبَّماَ فَتَحَ لكَ باَبَ الطَّاعةِ وَماَ فَتَحَ لكَ بَابَ القَبُولِ. وَرُبَّمَا قَضىَ عليكَ بالذ َّنْبِ فَكانَ سَبَباً فِي الوُصوُلِ
"Terkadang Allah membukakan pintu taat kepadamu, namun belum dibukakan pintu diterima amal. Terkadang Allah mentaqdirkan dirimu berbuat dosa malah menjadi penyebab wushul (sampainya perjalanan ruhani kepada Allah).”
Maqalah di atas memberikan penjelasan bahwa jangan sombong disaat dirimu diberikan anugerah bisa melaksanakan ketaatan lalu merendahkan orang lain yang belum melaksanakannya. Ketaatan yang disertai kesombongan justru menjadi penyebab tertutupnya pintu diterimanya amal ibadah. Maka akan sia-sia ibadahnya orang yang masih menyombongkan ketaatannya. Karena Allah tidak suka melihat hamba yang menyombongkan ibadahnya lalu merendahkan orang lain. Sebab sombong adalah sifat iblis yang menjadi penyebab runtuhnya martabat seseorang di hadapan Allah.
Namun terkadang juga Allah berkehendak lain terhadap orang yang berbuat dosa. Bisa jadi dengan dosa-dosa yang dilakukan menjadi penyebab terbukanya pintu muhasabah (interopeksi diri) dan taubat nasuha sehingga semua dosa-dosa masa lalunya diampuni oleh Allah. Sikapnya berubah menjadi tawadhu' (rendah hati) dan jauh dari kesombongan karena merasakan ketidak berdayaan dirinya, hingga sirna ananiyah (sikap egois) dirinya dalam beribadah. Justru sikap yang demikian bisa menghantarkan dirinya wushul ilallah yaitu sampainya perjalanan ruhani menuju Allah.
Semoga Allah senantiasa menjauhkan diri kita dari kesombongan dalam menjalankan ketaatan dan menumbuhkan benih-benih muhasabah dan taubat hingga berbuah tawadhu' dalam melaksanakan ibadah.
DR. KH. Ali M. Abdillah, MA
al-Rabbani Islamic College, Nagrak, Gunungputri, Bogor
Kajian al-Hikam (93) : Bahaya Sikap Sombong dalam Ibadah
Reviewed by Global Network
on
Januari 03, 2018
Rating:
Tidak ada komentar: